Sharp Pink Pointer
Sharp Pink Pointer

Kamis, 20 Desember 2018

Belajar dari Hal Kecil : Memaafkan


Apa yang anda pikirkan setelah membaca judul postingan ini?
Tidak perlu dipikirkan berulang-ulang. Pertanyaan ini juga tidak harus dijawab, hanya sekedar kalimat pembuka.  

Bagaimana kabar para pembaca? Semoga baik-baik saja.  

Baiklah, tulisan saya kali ini adalah pembahasan mengenai hal-hal kecil yang bisa jadi memiliki pengaruh yang besar terhadap kita dan kehidupan. 
Semoga tulisan ini tidak membosankan. Selamat membaca. 



Banyak hal-hal kecil disekeliling kita yang terlepas dari pandangan dan pemikiran kita. Mungkin ada beberapa diantara kita yang beranggapan tidak perlu buang-buang waktu untuk memikirkan hal kecil, lebih  baik meluangkan waktu untuk memikirkan sesuatu yang besar dan cara untuk mewujudkannya. Tidak masalah. Masing-masing kita memiliki pandangan hidup masing-masing. Jika dipaksakan semua harus memiliki satu pandangan yang sama mungkin pelangi tidak akan indah lagi (kalimat ini akan jadi aneh jika anda berusaha untuk mengerti jadi, pahami saja). 



Tanpa kita sadari, penemuan-penemuan yang ada disekeliling kita juga berawal dari meneliti hal kecil. Misalnya cakar kucing yang dapat terlipat kedalam agar tak melukai dirinya saat mengusap wajah menginspirasi penemuan pisau lipat. 


Id.aliexpress.com



Contoh lainnya adalah pengembangan teknologi kereta shinksnshen oleh Eji Nankatsu, salah seorang insyinyur di perusahaan kereta api Jepang. Awalnya ia memperhatikan bagaimana burung Pekakak yang secara unik mampu terbang dan seketika masuk ke air tanpa mengusik permukaannya. Ia mengobservasi dan mengaplikasikannya pada kereta api agar dapat bergerak secepat peluru tanpa menghasilkan suara yang sangat berisik. Ia berhasil melakukannya dan terciptalah kereta shinkensen yang bergerak cepat dan tidak menimbulkan kebisingan sama sekali. Menarik bukan?


Kiminodensha.blogspot.com

Berikut adalah contoh kecil yang akan memberikan sedikit gambaran mengenai  pembahasan kita kali ini.




Angin dan Daun



Cobalah perhatikan bagaimana daun lepas dari tangkainya dan jatuh ketanah, tertiup angin lalu berpindah. Peristiwa kecil semacam ini, jika kita pahami bisa menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau kegelisahan kita. Bisa juga menjadi alasan untuk bertahan dari permasalahan yang ada dan menjadi lebih tenang.



Bayangkan kita sedang duduk dibawah pohon dan angin berhembus membuat daun-daun berjatuhan disekeliling kita. Kita merasa terganggu, tidak nyaman dengan adanya sampah daun-daun itu. Lalu kita merasa jengkel, memasang raut wajah yang tidak menyenangkan dipandang, bahkan ingin meninggalkan tempat itu. Tak lama kemudian angin berhembus kembali, sedikit lebih kencang dan membawa sampah daun-daun itu menjauh dari kita. Tapi angin itu tak membuat daun-daun dipohon berjatuhan lagi karena, semua daun-daun kering sudah jatuh pada hembusan angin yang pertama. Kita merasa nyaman kembali.



Dari analogi tersebut jika daun adalah masalah dan angin adalah seseorang yang menjadi penyebab datangnya masalah, pelajaran yang bisa kita ambil adalah terkadang seseorang tidak berniat mendatangkan masalah untuk kita, tapi manusia hanya bisa berusaha dan hasil adalah urusan Tuhan. Angin berhembus berusaha untuk membuat kita merasa sejuk, tanpa sengaja membuat daun-daun jatuh berserakan.



Lalu kita menjadi tak menyukai angin (seseorang), karena menjadi penyebab sampah daun (masalah) berserakan. Padahal jika kita sabar menjalani, angin (seseorang) itu kembali dan membersihkan semua daun-daun (masalah) tanpa membuat masalah-masalah lainnya datang. Kita merasa nyaman dengan terselesaikannya masalah-masalah yang ada.



Dalam kehidupan kita peristiwa semacam ini sering terjadi. Maka berlapang dada saja, maafkan sang angin, jadikan daun-daun sebagai pelengkap suasana, maka semua akan baik-baik saja.



Manusia terkadang tidak sengaja melakukan kesalahan, dan kita adalah manusia itu. Jadi apa salahnya jika kita memaafkan. Mungkin dikemudian hari kitalah yang menjadi angin tersebut.



Bersahabat saja dengan daun-daun itu. Jika kita tidak pernah merasakan kehadiran masalah-masalah, maka kita tidak akan bisa merasakan indahnya ketenangan dan kedamaian yang sebenarnya.



Mengapa kita harus memaafkan? Karena:

*Kita bisa saja menjadi yang bersalah dikemudian hari dan mendapat maaf, bukankah itu menyenangkan?
*Penyebab masalah dan alasan terselesaikannya masalah terkadang terletak pada orang yang sama.



Dengan memaafkan maka kita telah berdamai dengan diri sendiri dan ketenangan akan selalu hadir dalam hidup.



Pahamilah,bukankah hal kecil berpengaruh dan dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan kita?



Semoga tulisan ini bermanfaat. :)



2 komentar:

  1. Wahh kerenn.. bayangkan jika seluruh umat di bumi ini saling memaafkan.. pasti sudah tidak ad peperangan dan perpecahan
    Nice workk

    BalasHapus